Kamis, 14 Oktober 2010

RENTETAN PERISTIWA MASUK UNY

Masuk Universitas Negeri Yogyakarta sudah merupakan anugerah yang amat besar. Hal ini bukan berarti tanpa perjuangan. Setelah di tolak oleh jalur PBU, akhirnya berhasil masuk juga melalui jalur SNMPTN, beruntung kan?! Sungguh anugerah Allah yang sulit dilupakan.
Semuanya dimulai saat saya nggak keterima masuk UNY prodi bahasa inggris lewat jalur PBU. Karena hal itu, saya sampai menangis dua hari dua malam. Akhirnya saya ikut SNMPTN. Di situ saya bingung mau memilih prodi apa. Bidang yang saya incar ada pada golongan IPS, sementara saya siswa berlatar belakang IPA yang amat sangat awam masalah IPS pada saat itu. Dengan tekad bulat, akhirnya saya memilih bahasa ingggris dan seni rupa, yang mana karena hal itu saya harus memilih IPS alias silang jurusan. Meski sedih karena gagal masuk bahasa inggris, saya masih merasa amat beruntung diterima di seni rupa. Udah bayarnya murah, dosennya baik-baik(kalo yang baik), anaknya imut-imut(kalo yang imut), dan gedungnya pun amat asri hingga nyamuk amat betah berkerumun di semak-semak dan ruangan di sekitarnya. Tolong bagi yang bersangkutan jangan tersinggung. Ini hanya opini seorang ani farida kok.
Tapi mohon untuk tidak berpikiran bahwa saya tersesat terlebih dahulu. Karena meskipun inggris tidak saya dapat, tapi berada di seni rupa bukan suatu ketersesatan, melainkan sebuah anugerah. Yaitu anugerah keberuntungan. Bayangkan saja, saya tidak paham sama sekali soal IPS tapi harus mengerjakannya, dan saya lulus seleksi. Itu nikmat yang luar biasa. Bahkan kesulitan-kesulitan kecil seperti bingung mencari tempat menginap untuk tes di Yogyakarta, sulitnya mengerjakan soal ujian dan lain sebagainya terasa terbayarkan. Saat melihat pengumuman, saya merasa senang, demikian keluarga dan teman-teman saya , meskipun di sisi lain saya harus merasa sedih karena sahabat dekat saya tidak lulus.
Setelah registrasi dan lain-lain, muncul lagi suatu persoalan. Yaitu kos-kosan. Saya pikir, saya tidak mungkin menginap di tempat kakak kelas saya seperti saat SNMPTN. Dan kemudian, dengan di dampingi kakak sepupu saya mulailah saya hunting kos-kosan di daerah-daerah yang sekiranya dekat dengan UNY. Kakak sepupu saya yang notabene alumni UNY sudah amat paham dengan daerah sekitar. Namun pencarianpun agak sedikit memakan waktu karena berjam-jam mencari kami tidak juga menemukan rumah besar yang bertuliskan “TERIMA KOST PUTRI”. Rasa lelah dan putus asa pun sempat menghampiri. Bahkan saya sempat akan dititipkan ke kos putra tempat kakak sepupu saya dulu. Tapi akhirnya hal itu pun tidak jadi dilakukan, bukannya kakak saya tidak tega atau pemilik kost yang bersangkutan tidak mengijinkan, tetapi karena mata saya melihat kertas tempelan yang mana isi tulisan dari kertas tersebut sudah saya cari-cari dari berjam-jam yang lalu. Rasa lega pun serasa mengaliri pembuluh darah saya.
Di sebuah rumah kecil di samirono saya tidak menyangka akan tertempel selembar kertas yang bertuliskan “TERIMA KOST PUTRI”. Tanpa pikir panjang saya datangi tempat itu. Dan tanpa pikir panjang juga akhirnya saya menjalin perjanjian dengan nyonya pemilik rumah alias ibu kost. Meskipun sekarang keputusan itu agaknya saya sesali, untuk satu dan banyak lagi hal lainnya saya merasa tidak betah stay di sana. Dan sekarang pun sedang memulai proses pencarian untuk kost yang baru.
Sebagai mahasiswa baru, saya wajib membereskan admininstrasi yang amat ribet dan tidak karuan di UNY, mengikuti ospek, menaati peraturan, dan lain sebagainya. Dan itulah sekelumit uraian tentang rentetan peristiwa masuk UNY saya. Mendapat kenalan baru, teman baru, pengalaman baru, kisah-kisah baru, yang mana tak ternilai dan tak terlupakan bagi saya.


Nama : Ani Farida
NIM : 10206241038
kelas B
pendidikan seni rupa UNY